Rabu, 09 Januari 2013

Review Film : HABIBIE & AINUN

Pasti udah banyak banget yang bikin review soal film Habibie & Ainun yang merupakan kisah nyata perjalanan dua manusia yang saling mencintai. Film ini emang luar biasa bagus (menurut gw ya) dari sekian film yang udah gw tonton film ini dapet nilai 9 dari 10. Sebelum review tentang pendapat gw akan luar biasanya film ini berikut gw mau ngasih gambaran mengenai film Habibie&Ainun :

" Film ini menceritakan tentang perjalanan cinta mantan presiden Republik Indonesia, Baharudin Jusuf Habibie dengan istrinya yang lebih dikenal dengan Ainun Habibie. Habibie dan Ainun merupakan siswa terpandai disekolah, dari sekian murid hanya mereka yang mampu menjawab pertanyaan tersulit yang dilontarkan oleh gurunya mengenai "mengapa langit itu berwarna biru?" dari situlah celoteh-celoteh guyon teman-teman dan gurunya dimulai dengan mengatakan bahwa Habibie dan Ainun adalah jodoh. Saat itu Habibie tidak suka kepada Ainun dan mengatakan bahwa Ainun itu jelek, gendut dan seperti gula jawa. Perjalanan waktu mengantarkan Habibie untuk melanjutkan sekolah ke Jerman dengan mengambil jurusan penerbangan. Di Jerman Habibie dikenal sebagai salah satu mahasiswa Indonesia yang sangat jenius. Namun dibalik kejeniusan Habibie beliau memiliki sebuah penyakit yaitu TBC dan ketika di Jerman, penyakitnya kambuh hingga Habibie harus dirawat. Dalam sakitnya tersebut Habibie pernah berjanji untuk mengabdikan dirinya kepada Ibu Pertiwi, bangsa yang dia cintai yaitu Indonesia. Di saat liburan Habibie kembali ke Indonesia dan bertemu dengan Ainun, dipertemuan pertama Habibie dan Ainun, Habibie langsung jatuh cinta dan mengatakan bahwa Ainun sangat cantik, "gula jawa berubah menjadi gula pasir".Pada saat itu Ainun telah menjadi dokter muda lulusan fakultas kedokteran universitas indonesia. Banyak pria yang berharap dapat mempersunting Ainun dengan bermodalkan materi, jabatan dan lainnya tapi hati Ainun telah terpaut kepada Habibie dan resmilah mereka menjadi sepasang suami istri pada tanggal 12 Mei 1962 dengan sebuah pernikahan yang mengusung adat Jawa-Islam. Setelah menikah Habibie membawa Ainun ke Jerman untuk menyelesaikan study Habibie. Diawal masa pernikahan mereka Habibie dan Ainun sempat merasakan kerasnya hidup di negeri orang, bahkan Habibie harus merelakan sepatunya bolong untuk kembali ke rumah karena tidak dapat naik kereta karena tidak memiliki ongkos, namun karena kegigihan, kejeniusan, percaya diri dan keyakinan yang kuat Habibie dapat merubah kehidupan mereka menjadi lebih baik dengan mendapatkan royalti hasil pembuatan tekhnologi pembuatan kereta api. Setelah Habibie menyelesaikan studynya Habibie teringat akan janjinya untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi untuk menerpkan ilmu yang telah iya dapatkan di Jerman demi mengembangkan Bangsa dan Negara yang dia cintai, namun lamaran Habibie ditolak karena dianggap di Indonesia tidak sanggup untuk menampung Habibie. Namun, selang beberapa waktu Habibie mendapatkan telpon dari Indonesia bahwa Presiden Suharto membutuhkan Habibie untuk menunjang pembangunan yang dilaksanakan. Habibie kembali ke Indonesia dengan meninggalkan Ainun dan kedua anaknya di Jerman. Habibie meyakinkan bangsa Indonesia dapat membuat sebuah pesawat terbang hasil karya langsung tangan handal anak-anak Indonesia. Keberhasilan Habibie dalam membangun PT.DI dengan sebuah pesawat yang diberi nama N-250 yang mengantarkan beliau menjadi Meristek, ancaman dan godaan dimulai ketika beliau menjabat sebagai menteri. Seorang pengusaha bernama Soemohadi berusaha menyogok Habibie agar dapat menjadi rekanan dan agar mendapatkan proyek dalam pembuatan pesawat namun hal tersebut ditolak mentah-mentah oleh Habibie, beliau berkata bahwa beliau datang ke Indonesia bukan karena uang, uang yang dia dapatkan dari royalti pembuatan tekhnologi kereta api di Jermah telah cukup untuk membiayai hidupnya dan keluarga, dia datang ke Indonesia karena panggilan hati, panggilan seorang anak bangsa yang ingin negaranya maju. (disini part yang bikin sedih dan malu sama diri sendiri, ketika nasionalisme yang ada dipertanyakan). Kemudia setelah menjabat menjadi Menristek, Presiden Soeharto mempersuting Habibie untuk menjadi wakilnya dan memimpin Indonesia. Karena goncangan politik yang kuat dan krisis ekonomi yang melengserkan Soeharto dari jabatan Presiden Indonesia maka naiklah Habibie menjadi orang no.1 di Indonesia. (setelah ini adalah part yang bikin gw nangis sekaligus malu akan apa yang telah rakyat lakukan kepada Pak Habibie) Di masa jabatannya Pak Habibie mendapatkan protes dan dianggap melakukan korupsi bahkan "mereka" menuduh bahwa rumah yang ditinggalinya merupakan hasil korupsi beliau semasa menjabat Menristek padahal rumah tersebut Habibie beli dari hasil kerja kerasnya sewaktu di Jerman. Pak Habibie lengser dari jabatannya dan kembali mendampingi Ainun, anak dan cucunya. Habibie kembali ke Jerman untuk menikmati hidup berdua dengan Ainun. Namun tanpa sepengetahuan Habibie ternyata kanker ovarium Ainun telah memasuki stadium lanjut dan harus segera di operasi. Dengan operasi 9 kali dan dengan bantuan dokter serta tekhnologi canggih  Ainun di rawat di Jerman. Habibie yakin bahwa Ainun kuat dan dapat berkumpul kembali dengan nya dan keluarga. Namun Tuhan berkehendak lain, Ainun meninggal di Jerman dan di kebumikan di Indonesia"

Dalam film ini menggambarkan betapa sayangnya Pak Habibie kepada Ibu Ainun "Tuhan melahirkan Habibie untuk Ainun dan Ainun untuk Habibie" kutipan ini langsung dilotarkan oleh Pak Habibie. Terlihat jelas bahwa Pak Habibie sangat mencintai Ibu Ainun sampai beliau sempat mengalami depresi ketika ditinggalkan oleh Ibu Ainun sampai seorang Psikiater Jepang menyarankan Pak Habibie untuk menuliskan kisah perjalanan hidupnya dan lahirlah buku Habibie dan Ainun yang kemudian menjadi sebuah film yang di garap oleh sutradara Faozan Rizal. Gaya Reza Rahardian dalam memerankan sosok Bapak Habibie dengan gaya yang khas patut diacungi jempol, kemiripannya hampir mendekati sempurna. Reza Rahardia memang seorang actor luar biasa berprestasi. Peran Bunga Citra Lestari pun tak kalah mengagumkan dan berbaur menjadi sebuah alur cerita yang indah.
Dari film ini bukan hanya kisah cinta Pak Habibie dan Ibu Ainun yang seharusnya di contoh oleh pasangan-pasangan tapi apa yang Pak Habibie miliki dan beliau berikan untuk bangsa ini adalah salah satu cambuk bagi kita terutama generasi muda, apa yang telah diberikan kepada Bangsa ini? Selain itu peran luar biasa Ibu Ainun sebagai pendamping hidup dan ibu negara tergambar jelas, bahwa apa yang telah di lakukan Pak Habibie adalah bukti cinta kasih ibu Ainun kepadanya. Ibu Ainun ada untuk menjadikan Pak Habibie luar biasa. Salah satu Film yang layak masuk jajaran Film terbaik Indonesia dan semoga pelajaran berharga yang ada dalam fil ini dapat menjadi teladan untuk kehidupan kita di dunia nyata dan semoga membangkitkan semangat nasionalisme Bangsa ini.
Bangsa ini punya anak bangsa yang cerdas, jenius dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
Bangsa ini punya seorang anak luar biasa yang memiliki mimpi menyatukan Indonesia yang terdiri dari pulau dengan karyanya, pesawat terbang.
Bangsa ini punya seorang anak yang memiliki idealisme dan kejujuran dalam membangun bangsa ini.
sayang, anak Bangsa ini harus merasakan sakitnya disia-siakan karena politik dan harus hidup di negeri orang.
Maafkan bangsa ini Pak Habibie, terima kasih atas apa yang telah dilakukan kepada Bangsa ini, semoga Alloh membalas segala kebaikan dan keluarbiasaan Bapak.

tulisan ini hanya sebuah ungkapan kekaguman kepada sosok Bapak Habibie maaf jika terdapat kesalahan dan kealpaan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar