BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Promosi adalah hal yang paling
penting dilakukan oleh perusahaan untuk menyampaikan nilai dari produknya.Setelah
krisis moneter 1997 dan bersamaan dengan proses reformasi negeri kita yang
berjalan selama sepuluh tahun (1998-2007), beberapa tahun terakhir ini kita
menyaksikan pergeseran warna promosi yang digelar para pemasar. Gaya promosi
simpatik yang mengundang konsumen untuk terlibat dalam program kepedulian mulai
diminati produsen, walau pun gebyar promosi dengan jor-joran hadiah masih sering bermunculan.
Promosi peduli semacam itu
tampaknya menjadi pola baru. Produsen bukan saja berusaha menggaet pembeli,
tapi sekaligus menanamkan citra dirinya sebagai perusahaan yang peduli terhadap
problema di tengah-tengah masyarakat. Jadi promosi itu menjadi sarana kehumasan (public relations/PR) yang
ampuh untuk merebut simpati di hati publik.
Salah satu program promosi simpatik
yang bukan sekadar jualan, tapi turut berperan membantu mengatasi masalah
sosial di negeri kita adalah Lifebuoy Berbagi Sehat (LBS). Pesan-pesan
edukasinya memang masih terkait dengan manfaat produk untuk menjaga kebersihan,
namun gerakan moral dan aksi nyata yang digulirkan berdampak positif untuk
kesehatan masyarakat luas.
Dari
iklan tersebut maka saya akan menganalisis “Iklan lifebouy sebagai social
marketing”
1.2 Maksud
dan Tujuan
Maksud dari
pembuatan makalah ini adalah untuk memehuni salah satu tugas pada mata kuliah
isu-isu pemasaran di semester ganjil.
Berdasarkan
uraian di atas maka dapat merumuskan tujuan dari penulisan yaitu : Mengetahui
apa itu social marketing melalui contoh iklan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Social Marketing
Istilah
social marketing (pemasaran sosial) ditampilkan
pertamakali pada tahun 1971, adalah
suatu konsep dan upaya stategi pihak public relations; “Untuk mengubah perilaku
publik”
Pemasaran
sosial adalah strategi untuk mengubah perilaku yang mengkombinasikan elemen-elemen
terbaik pendekatan tradisional dan perubahan sosial dalam sebuahkerangka karya
perencanaan dan pelaksanaan terintegrasi serta memanfaatkan kemajuan teknologi
komunikasi dan keterampilan pemasaran.
Strategi
komunikasi penyampaian pesan atau informasi dalam social marketing dapat dilakukan
dengan mengadakan kombinasi pendekatan tradisional dalam suatu langkah strategi
dari manajemen PR. Strategi tersebut dimulai dari perencanaan (planning),
pelaksanaan kegiatannya (action planning), serta komunikasi (communication)
yang terintegrasi dengan memanfaatkan “teknologi komunikasi canggoh” seperti media elektronik (saluran televisi dan
radio) dan dipadukan “keahlian pemasaran program kemasyarakatan” (social
marketing expert).
2.2 Teori Social Marketing
Menginjak
tahun 1970-an, sebuah teori media dan masyarakat yang cukup besar mulai
mengambil bentuk yang berbeda dengan teori yang lain. Teori tersebut disebut
dengan teori social marketing. Teori ini bukan sebuah penyatuan akan sebuah
tubuh pemikiran melainkan lebih kepada koleksi pada teori pertengahan yang
berurusan dengan promosi mengenai informasi yang dianggap sebagai suatu
informasi penting yang harus disosialisasikan kepada masyarakat oleh sebagian
orang khusus (orang elit).
Teori
ini berbeda dengan teori pada umumnya, dan secara isi didominasi oleh
sumber-sumber yang ada. Teori ini memberikan penyediaan sebuah pandangan akan
pendesignan, membawa keluar, dan mengevaluasi informasi kampanye. Dalam bentuk
ini, khususnya, teori ini memberi perhatian yang lebih banyak/lebih besar
kepada kegiatan khalayak dan kebutuhan untuk menggapai khalayak aktif dengan
informasi yang mereka cari. Target khalayak/audience diidentifikasikan sesuai
dengan kebutuhan informasi mereka.
Teori
ini merepresentasikan usaha untuk meningkatkan keefektivitasan media-massa
didasarkan kepada kampanye informasi melalui pemahaman yang baik dan manipulasi
dari aspek sosial dan factor psikologi. Teori ini melakukannya dengan cara
mengindentifikasikan dinding level system sosial yang beragam sesuai dengan
dinding secara psikologis pada arus informasi dan mempengaruhinya melalui media
massa.
Teori
sosial marketing ini memiliki beberapa ciri khas yang menarik, di antaranya
yaitu:
1.
Metode untuk membujuk kesadaran khalayak terhadap topic kampanye atau
kandidat.Hal ini dilakukan supaya khalayak sadar dengan keberadaan mereka
sendiri, supaya mereka sadar dengan eksistensi diri mereka. Hal yang termudah
sekaligus termahal adalah dengan melalui media massa seperti televisi. Dengan
banyaknya channel yang disediakan, tentu saja akan membujuk dan membangun kesadaran
khalayak akan eksistensi diri mereka pribadi.
2.
Metode untuk mentargetkan pesan pada segmen khalayak yang spesifik yang paling
dirasa bisa menerima dan sesuai dengan pesan tersebut.
Efek yang terbatas menunjukkan bahwa mengidentifikasikan khalayak adalah hal yang paling mudah disinggung untuk menspesifikasikan tipe-tipe pesan yang ada. Saat segmennya teridentifikasi, maka pesan akan bisa dengan mudah disampaikan pada khalayak.
Efek yang terbatas menunjukkan bahwa mengidentifikasikan khalayak adalah hal yang paling mudah disinggung untuk menspesifikasikan tipe-tipe pesan yang ada. Saat segmennya teridentifikasi, maka pesan akan bisa dengan mudah disampaikan pada khalayak.
3.
Metode untuk memperkuat pesan termasuk kepada segmen yang ditargetkan dan untuk
mendorong khalayak tersebut untuk mempengaruhi satu sama lain melalui
komunikasi langsung (face-to-face communication.).
Walaupun seringkali khalayak lupa dengan pesan-pesan yang sudah disampaikan,
Penegasan dan pengulangan kembali pemberian pesan setidaknya membuat para khalayak mengetahui dan menyadari akan pesan yang disampaikan itu. Untuk menyadarkannya bisa dengan mengirimkan langsung agen atau melalui channel televisi.
Walaupun seringkali khalayak lupa dengan pesan-pesan yang sudah disampaikan,
Penegasan dan pengulangan kembali pemberian pesan setidaknya membuat para khalayak mengetahui dan menyadari akan pesan yang disampaikan itu. Untuk menyadarkannya bisa dengan mengirimkan langsung agen atau melalui channel televisi.
4.
Metode untuk mengolah gambar-gambar dan kesan terhadap orang-orang (seseorang),
produk, dan jasa-jasa.Metode inilah yang seringkali dipakai jika mengalami
kesulitan dalam mengundang ketertarikan khalayak.
5. Metode untuk menstimulasikan ketertarikan dan pembujukan informasi untuk mencari yang dilakukan oleh anggota khalayak.Pencarian informasi akan terjadi jika level yang sufisien ide atau faktor-faktornya bisa digeneralisasikan.
5. Metode untuk menstimulasikan ketertarikan dan pembujukan informasi untuk mencari yang dilakukan oleh anggota khalayak.Pencarian informasi akan terjadi jika level yang sufisien ide atau faktor-faktornya bisa digeneralisasikan.
6.
Metode untuk membujuk hasrat pembuat keputusan atau posisi.
Saat masyarakat tersadarkan, diberi informasi, atau setidaknya mendapatkan gambaran dan kesan yang kuat, mereka dapat melangkah ke arah pengambilan keputusan baik itu keputusan secara sadar maupun keputusan yang didasarkan pada prioritas yang mereka ambil.
Saat masyarakat tersadarkan, diberi informasi, atau setidaknya mendapatkan gambaran dan kesan yang kuat, mereka dapat melangkah ke arah pengambilan keputusan baik itu keputusan secara sadar maupun keputusan yang didasarkan pada prioritas yang mereka ambil.
7.
Metode untuk mengaktifkan segmen khalayak, terutama dalam hal ini yang sudah dijadikan
target oleh kampanye tersebut.Idealnya, yang termasuk ke dalam khalayak yang
dimaksud adalah mereka yang memiliki kemampuan atau cocok dalam posisi mereka
dan sudah memutuskan untuk bertindak namun belum mendapatkan kesempatan.
Menurut
Rice & Atkin(1989), secara mudahnya, teori social marketing adalah hierarki
dari efek-efek model, yang menyatakan bahwa hal ini penting untuk membedakan
jumlah besar efek persuasi – beberapa yang dengan mudah dibujuk dan yang lain
yang lebih membutuhkan waktu yang lebih lama dan usaha yang lebih juga.
Usaha
yang dilakukan bisa jadi dimulai dengan membentuk kesadaran khalayak, lalu
mengolah gambaran-gambaran atau membujuk keinginan/ketertarikan dan pencarian
informasi, menegaskan pelajaran akan informasi atau gambaran-gambaran,
tujuan-tujuan orang dalam membuat keputusan yang “benar”, lalu membuat mereka
aktif.
Hierarki
ini pertama kali dikembangkan oleh produk marketer, akan tetapi sekarang ini
sudah diaplikasikan pada social marketing.
Sosial
marketing berargumentasi bahwa walaupun mereka tidak bisa berharap untuk
membujuk semua target efek hasrat dalam setiap penargetan terhadap seseorang,
mereka memiliki bukti yang terstruktur, step-by-step kampanye yang menggunakan
data survey untuk menyediakan feedback yang lebih sukses lagi daripada teori
persuasi yang didasarkan kepada efek model linear.
Kemudian,
model teori social marketing ini menyesuaikan dengan situasi dimana
sumber-sumber elit memiliki kemampuan/bisa lebih mendominasi elemen-elemen dari
sistem social yang lebih besar. Kekuatan sumber yang besar ini dapat mencegah
counter-elit dari penyebaran informasi atau dari jenderal oposisi.
Teori
ini tidak memperkenankan adanya konflik social dan tidak dapat diaplikasikan
pada situasi yang tengah dilanda dengan konflik, bahkan konflik yang tengah
dalam keadaan reda sekalipun. Hal ini akan lebih mudah diaplikasikan pada
bentuk informasi trivial dan bekerja dengan baik jika politik dikurangi dalam
persaingan gambaran kandidat marketing atau transmisi yang tidak membahayakan
pesan kesehatan masyarakat.
Kelebihan
Teori Sosial Marketing:
1. Menyediakan
nasehat praktis bagi media kampanye,
2. Dapat
diterapkan untuk menyediakan hasil akhir yang baik
3. Membangun
perubahan perilaku dan teori pembauran
Kekurangan/Kelemahan
Teori Sosial Marketing:
1. Didominasi
oleh sumber,
2. Tidak
mempedulikan/mempertimbangkan hasil akhir kampanye,
3. Menyepelekan/meremehkan
kemampuan/intelektual orang yang rata-rata (rata-rata orang _ orang-orang yang
biasa),
4. Mengabaikan
ketidakleluasaan untuk pengulangan arus informasi,
5. Mahal
untuk dilaksanakan (untuk melaksanakan)
2.3 Iklan Lifebouy
Liputan
majalah Mix no. 09/2004:42-43, “Bersih Pangkal Sehat, Sehat Pangkal Lifebuoy,”
mengulas kampanye LBS sebagai program untuk berbagi citra dan memperlihatkan
kepedulian sosial perusahaan. Lifebuoy menyisihkan Rp10,- dari setiap penjualan
sabun selama Juli-Agustus 2004 untuk pengadaan sarana mandi, cuci dan kakus
(MCK) dan air bersih. Dalam implementasi LBS bekerjasama dengan Ikatan Dokter
Indonesia, KuIS (Koalisi untuk Indonesia Sehat), dan Yayasan Unilever Indonesia
Peduli. Liputan lanjutan dalam Mix no. 10/2004:19, menggambarkan LBS sebagai
program edukasi kesehatan pada masyarakat tentang pentingnya memiliki
lingkungan yang bersih melalui sarana MCK.
LBS
merupakan contoh penerapan konsep pemasaran berdimensi sosial (cause-related
marketing), yakni program pemasaran yang diarahkan untuk memecahkan salah
satu masalah di masyarakat yakni kebersihan atau kesehatan. Fokus
bidang ini sangat sesuai dengan positioning Lifebuoy sebagai
sabun kesehatan untuk keluarga.
Publikasi LBS terus
berlanjut pada Cakram edisi 10/2005:18 yang mengungkap iklan lifebouy anak
kecil kerja bakti mengantongi nilai penetrasi tertinggi (skor 8,4) dan berhasil
menduduki peringkat pertama iklan paling efektif bulan September 2005. Ini
berarti iklan tersebut mendapat perhatian tinggi dan temanya digemari
masyarakat luas.
Program LBS
mendahului kampanye mencuci tangan dengan sabun yang dilakukan KuIS atas
bantuan teknis John Hopkins University dan didanai USAID. Sebagian kalangan
mungkin menganggap kampanye ini sebagai hal “remeh tapi penuh tantangan”
seperti diungkap Cakram edisi 12/2005:16-17. Program Kampanye yang meraih
anugerah PR Week Award 2005 ini tak lepas dari hasil riset KuIS yang mengungkap
80% responden ternyata kurang memperhatikan perilaku sehat. Karena itu,
kampanye yang dikemas agar menyatu dengan tradisi masyarakat lokal ini memdidik
sasaran utama kalangan ibu-ibu. Tujuannya untuk membangun persepsi masyarakat
bahwa cuci tangan dengan sabun sebagai kebiasaan hidup sehat.
Kebiasaan
dan disiplin diri untuk hidup bersih yang tampak sederhana itu sebenarnya
sangat mendasar, karena kebersihan adalah pangkal kesehatan dan berdampak pada
sikap dan perilaku keseharian menjadi lebih baik. Bahkan bila kampanye hidup
bersih ini dimaknai secara spiritual, berarti bersih dari dalam hati alias
bersih batin, bukan hanya bersih lahir.
Bila
ditelusuri lebih jauh, program LBS itu berbasis misi produk Lifebuoy yakni
“untuk berperan langsung meningkatkan kualitas hidup keluarga Indonesia,
khususnya kesehatan,” seperti dikemukakan Elfi Emilia Zurfiana Senior Brand
Manager Lifebuoy pada majalah Mix no. 01/2007:26-27. Mengingat merek Lifebuoy
telah hadir lebih dari 55 tahun di Indonesia dan sebagai pemuka pasar, maka terasa
wajar menerapkan konsep pemasaran berbasis misi (mission marketing), meski
ini merupakan suatu pilihan yang jarang ditempuh pemain baru.
Keseriusan
dan konsistensi LBS bisa dicermati dari empat jurus yang diungkap Elfi (lihat
rangkuman pada tabel) untuk meluruskan pandangan kalangan jurnalis yang
terkadang menganggap aktivitas merek hanya komersial melulu. Ia mengakui
publikasi media menjadi kunci sukses program LBS yang meraih penghargaan PR of
the Year 2006 yang digelar majalah Mix dan memboyong empat penghargaan
sekaligus yaitu: Overall, Objective, Strategy, dan Execution untuk kategori
Product Brand PR.
Empat Jurus Lifebuoy Berbagi Sehat
NO
|
JURUS/STRATEGI
|
URAIAN SINGKAT
|
1.
|
Pesan kunci (key
message) yang jelas
|
Konsistensi pesan
utama melalui keseluruhan rangkaian kampanye untuk menyuarakan misi sosial
tentang pentingnya memiliki lingkungan yang bersih dan kebiasaan mencuci
tangan dengan sabun
|
2.
|
Menggandeng
influencers dari berbagai unsur
|
Mitra dari kalangan
pemerintah, para pakar, lembaga swadaya masyarakat seperti KuIS dan Nurani
Dunia
|
3.
|
Menggunakan data
ilmiah dan terpercaya
|
Dukungan data dari
pihak yang kompeten seperti Statistik Diare dari Dinas Kesehatan atau hasil
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) dan KuIS
|
4.
|
Kesinambungan
program LBS (sustainability)
|
Program LBS yang
berkelanjutan, bukan insidental atau ad-hoc. Serial program kini telah
mencapai empat tahun
|
Sumber: majalah Mix no. 01/2007:26-27
(wawancara Elfi E. Zurfiana Senior Brand Manager Lifebuoy).
Pada
2007 juga muncul iklan layanan masyarakat LBS dengan visual lima orang bersikap
masa bodoh terhadap sampah yang berserakan di jalan sebenarnya menggugah kita
untuk lebih peduli pada masalah kebersihan. Narasi iklan itu mengimbau,
“Sebenarnya Anda bisa berbuat lebih banyak daripada mereka. Sehat ada di tangan
kita, ayo turun tangan!” Ajakan itu disampaikan juga melalui iklan komersial TV
(TCV) Lifebuoy: ”Kalau bicara aja sih tidak akan bisa bikin perubahan…”
begitu suara anak terdengar dilanjutkan dengan visual aktivitas menjaga
kebersihan. Kampanye Lifebuoy memang bukan hanya bicara, namun berujung pada
aksi nyata.
Iklan
LBS itu mengingatkan kita pada iklan-iklan yang tidak menawarkan produk, tapi
berisi nada himbauan, ucapan selamat, pembelaan, atau menunjukan sikap peduli
terhadap problema yang dihadapi masyarakat. Iklan yang dikemas dengan unsur
edukasi dan berupaya menarik simpati publik itu kini mulai bertaburan di antara
ramainya iklan-iklan produk.
Iklan
yang dikeluarkan perusahaan untuk menanamkan suatu ide, citra atau kesan
tertentu disebut iklan korporat. Namun, bisa saja pesan itu disampaikan melalui
iklan produk. Karena ada suatu organisasi atau lembaga yang mengeluarkan, maka
dikenal sebagai iklan institusi (instititional ad). Tapi mengingat tujuannya
untuk membangun dan memantapkan citra, lalu dinamakan iklan citra (image
advertising). Dilihat dari pesan yang disampaikan bersifat pelayanan atau
pendidikan, imbauan, atau pembelaan, sehingga disebut iklan layanan masyarakat
(ILM) dan iklan anjuran atau pembelaan (advocacy ad).
Fungi
iklan semacam itu bukan untuk mengenalkan produk, apalagi membujuk orang untuk
membeli. Tapi arahnya sebagai alat kehumasan (public relations/PR) untuk
memantapkan citra perusahaan atau memperkuat iklan-iklan produk yang ditawarkan
perusahaan. Lebih dari itu, ILM dan iklan pembelaan terkadang digunakan untuk
membentuk opini pada kalangan tertentu, misal investor, pialang saham, pejabat
pemerintah, mitra usaha, eksekutif dan para profesional, atau khalayak
spesifik.
Program
LBS memang bukan sekadar imbauan lewat iklan, namun sebuah edukasi panjang yang
diupayakan terintegrasi mulai dari iklan anak kerja bakti, kampanye cuci tangan
dengan sabun, bahkan pada 2007 diselenggarakan Lifebouy Health Camp
sebagai penutup rangkaian Lifebouy berbagi sehat seperti disajikan dalam
majalah Mix edisi 10/2007.
Bila
dicermati lebih mendalam, program Lifebuoy Berbagi Sehat (LBS) sebenarnya bukan
hanya kampanye produk, namun membawa nama baik Unilever sebagai perusahaan yang
memayunginya. Secara internal ternyata terjadi transformasi PR seperti
dipaparkan oleh Leila Djafaar, Head of Corporate Communications Unilever pada
majalah Mix no. 04/2006:63. Menurutnya, semua karyawan menjadi duta
perusahaan. Bila dulu lebih berorientasi produksi dan pemasaran, kini untuk
mencapai target bisnis melengkapinya dengan PR. Perubahan kultur dalam kaitan
berhubungan dengan media atau publik pun terjadi terutama sejak Maret 2003 dari
tertutup dan takut, menjadi lebih transparan dan bersahabat.
Posisi
strategis iklan korporat atau produk yang berjiwa sosial semacam iklan LBS bisa
ditinjau dari kerangka yang dikemukakan Belch & Belch, 2007:563-568 yang
membagi iklan korporat (corporate advertising) menjadi empat
kategori yaitu: image advertising, event sponsorship, advocacy
advertising,dan cause-related advertising. Semua iklan itu
diposisikan dalam konteks upaya perusahaan untuk membangun citra dan reputasi,
meneguhkan sikap terhadap suatu masalah sosial, atau mengundang keterlibatan
masyarakat. Kampanye LBS bukan hanya mengharumkan nama Lifebuoy, tapi di mata
sebagian kalangan aktivis, pembentuk opini publik, profesional, dan pejabat,
program itu dianggap sebagai wujud kepedulian Unilever terhadap bangsa ini.
BAB
3
KESIMPULAN
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ;
1. Social
Marketing adalah “suatu penerapan dari konsep pemasaran pada aktivitas non
komersial yang berhubungan dengan kepedulian kemasyarakatan, kesejahteraan rakyat
dan pelayanan sosial.
2. Teori
sosial marketing ini memiliki beberapa ciri khas yang menarik, di antaranya
yaitu:
1. Metode
untuk membujuk kesadaran khalayak terhadap topic kampanye atau kandidat.
2. Metode
untuk mentargetkan pesan pada segmen khalayak yang spesifik yang paling dirasa
bisa menerima dan sesuai dengan pesan tersebut.
3. Metode
untuk memperkuat pesan termasuk kepada segmen yang ditargetkan dan untuk
mendorong khalayak tersebut untuk mempengaruhi satu sama lain melalui
komunikasi langsung (face-to-face communication.)
4. Metode
untuk mengolah gambar-gambar dan kesan terhadap orang-orang (seseorang),
produk, dan jasa-jasa.
5. Metode
untuk menstimulasikan ketertarikan dan pembujukan informasi untuk mencari yang
dilakukan oleh anggota khalayak
6. Metode
untuk mengaktifkan segmen khalayak, terutama dalam hal ini yang sudah dijadikan
target oleh kampanye tersebut
7. Metode
untuk membujuk hasrat pembuat keputusan atau posisi.
3. Kelebihan
Teori Sosial Marketing:
1. Menyediakan
nasehat praktis bagi media kampanye,
2. Dapat
diterapkan untuk menyediakan hasil akhir yang baik
3. Membangun
perubahan perilaku dan teori pembauran
4. Kekurangan/Kelemahan
Teori Sosial Marketing:
1. Didominasi
oleh sumber,
2. Tidak
mempedulikan/mempertimbangkan hasil akhir kampanye,
3. Menyepelekan/meremehkan
kemampuan/intelektual orang yang rata-rata (rata-rata orang _ orang-orang yang
biasa),
4. Mengabaikan
ketidakleluasaan untuk pengulangan arus informasi,
5. Mahal
untuk dilaksanakan (untuk melaksanakan)
5.
Iklan yang dikeluarkan Lifebuoy
merupakan salah satu bentuk social marketing dimana pesan yang disampaikan oleh
perusahaan adalah ingin mengubah hidup masyarakat untuk lebih sadar akan
kebersihan dan kesehatan.
DAFTAR
SUMBER
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/387/jbptunikompp-gdl-reninuraen-19307-12-socialm-g.pdf
http://elqorni.wordpress.com/2009/02/24/teori-social-marketing/ http://yenirosilawati.blogspot.com/2008/04/social-marketing-pemasaran-sosial.html http://spiritmarcom.com/2008/05/gaya-lifebouy-berbagi-sehat/ http://birdoffuture.blogspot.com/2010/02/teori-sosial-marketing.html http://www.slideshare.net/antoniusgah/presentasi-social-marketing http://www.unilever.co.id/id/brands/personalcarebrands/lifebuoy/index.aspx
good job, I like It..,
BalasHapuskalo menurut saya, contoh anda di laporan ini kurang benar. lifebuoy peduli sehat bukanlah social marketing tapi itu adalah program CSR. Perlu dicermati bahwa social marketing dan CSR itu berbeda ya. kalau social marketing adalah filosofi/komitmen yang sudah ada sebelum perusahaan dibuat. Sedangkan CSR adalah alat/program semata. Lifebuoy hanyalah program dr perusahaan tersebut. Kalau salah satu contoh yang benar adalah the body shop mungkin, sebelum produk2 the body shop turun ke masyarakat, mereka memang telah berfilosofi/berkomitmen bahwa produk2 mengusung nilai2 cinta lingkungan dan hewan
BalasHapusPlay at the World's Best Casino! - Goyang Casino
BalasHapusGoyang 페이 백 먹튀 is the best and authentic casino 일본야구 분석 사이트 in the 해외 라이브 스코어 East Asia. The 바퀴벌레 포커 casino offers a selection of games including slots and live dealer 카라포커 games!